Foto : Kemenkeu.go.id
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati
Newestindonesia.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2022 akan lebih lambat dibandingkan kuartal III 2022 yang mencapai 5,72 persen.
Hal ini dikarenakan siklus perekonomian yang biasanya memang melambat di akhir tahun, serta high base-effect di kuartal IV 2021 yang tumbuh sebesar 5,02 persen.
Meskipun demikian, secara keseluruhan tahun 2022, Kementerian Keuangan memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi tetap berada pada kisaran 5-5,3 persen. Sebab, realisasi pertumbuhan kuartal III-2022 tersebut lebih tinggi dari perkiraan Kemenkeu sebesar 5,7 persen.
“Jadi kalau pemerintah optimis, itu karena memang ada landasan objektifnya, yakni berbagai indikator ekonomi makro yang terus menguat, implementasi berbagai kebijakan yang cukup efektif untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, pengelolaan APBN yang prudent, responsif dan efektif sebagai instrumen countercyclical sekaligus sebagai peredam gejolak sehingga keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional dapat terus dijaga,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/11).
Selain itu, pemerintah optimis pertumbuhan sepanjang tahun tetap tinggi karena intervensi kebijakan pemerintah dilakukan baik dari sisi supply maupun demand.
Dari sisi supply dilakukan melalui berbagai insentif fiskal dan dukungan pembiayaan, bersinergi dengan otoritas moneter dan sektor keuangan. Dari sisi demand dilakukan untuk mendukung daya beli masyarakat, baik dalam bentuk berbagai program bansos, subsidi maupun pengendalian inflasi.
Apalagi, perekonomian yang tumbuh moncer sudah berjalan sejak awal tahun. Sehingga, bendahara negara ini yakin perekonomian sampai akhir tahun tetap tinggi.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,72 persen itu sedikit di atas angka proyeksi Kementerian Keuangan yang sebesar 5,7 persen. Pencapaian ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global,” pungkasnya.