ILUSTRASI, Warga Rusia Melakukan Demo. Foto : Unsplash
Newestindonesia.com, – Oxfam International, konfederasi badan amal yang fokus pada pengentasan kemiskinan global, mengungkapkan seperempat miliar orang akan hidup dalam kemiskinan ekstrem tahun ini. Mengutip CNN, Kamis (14/4), situasi ini terjadi imbas ketidaksetaraan global, lonjakan harga pangan yang dipicu perang Rusia-Ukraina, dan covid-19.
Kemiskinan ekstrem artinya seseorang hidup dengan penghasilan setara US$1,9 per hari atau Rp26.600 per hari (asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS.
Oxfam memproyeksi kenaikan harga pangan global mendorong 65 juta orang masuk ke dalam kemiskinan ekstrem pada 2022. Angka itu di luar prediksi Bank Dunia yang menyebut jumlah orang sangat miskin sebanyak 198 juta tahun ini.
Jika ditotal, maka 263 juta orang terancam masuk ke kemiskinan ekstrem pada 2022. Jumlah itu setara dengan populasi gabungan Inggris, jerman, Prancis, dan Spanyol.
“Tanpa tindakan radikal segera, kita bisa menyaksikan keruntuhan umat manusia yang paling mendalam ke dalam kemiskinan ekstrem dan penderitaan,” ucap Direktur Eksekutif Oxfam International Gabriela Bucher.
Terlebih, covid-19 juga menghabiskan banyak dana cadangan negara. Dengan demikian, mayoritas negara harus melakukan penghematan saat ini.
Namun, Oxfam mempertanyakan apakah negara sanggup menaikkan pajak untuk orang terkaya, dimulai dengan pajak kekayaan tahunan sebesar 2 persen pada jutawan dan 5 persen pada miliarder.
“Itu akan mengangkat 2,3 miliar orang keluar dari kemiskinan, membuat cukup vaksin untuk dunia, dan memberikan perawatan kesehatan universal, serta perlindungan sosial untuk semua orang yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah,” tulis laporan Oxfam.
Bucher menambahkan pihaknya meyakini setiap negara memiliki uang atau sarana untuk mengangkat masyarakat dari kemiskinan. Namun, pemerintah harus melakukan transformasi besar-besaran untuk melakukan hal tersebut.
“Kami hanya melihat tidak ada imajinasi ekonomi dan kemauan politik untuk benar-benar melakukannya,” tutup Bucher.