Taliban: Berhenti Campuri Urusan Dalam Negeri Afghanistan
Dalam wawancara dengan televisi Afghanistan, Nadim menolak kecaman internasional yang meluas, termasuk dari negara-negara mayoritas Muslim seperti Arab Saudi, Turki dan Qatar. Nadim mengatakan negara lain harus berhenti mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan.
Mantan gubernur provinsi, kepala polisi dan komandan militer itu diangkat menjadi menteri pendidikan pada bulan Oktober lalu oleh pemimpin tertinggi Taliban. Ia sebelumnya berjanji akan membubarkan sekolah-sekolah sekuler.
Nadim menentang pendidikan bagi kaum perempuan, dengan mengatakan hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan Afghanistan.
Alasan lain melarang perempuan menempuh pendidikan di universitas, ujarnya, adalah karena kegagalan perempuan mematuhi aturan berpakaian dan mempelajari mata pelajaran dan kursus tertentu.
“Kami mengatakan kepada perempuan untuk memakai jilbab yang tepat, tetapi mereka tidak melakukannya, dan mereka mengenakan gaun seperti akan pergi ke pesta pernikahan,” ujar Nadim.
Taliban Berjanji Akses Pendidikan Untuk Perempuan akan Dibuka Kembali
Taliban, tambahnya, sedang memperbaiki masalah ini dan setelah selesai maka universitas-universitas akan dibuka kembali untuk perempuan.
Taliban menyampaikan janji serupa tentang akses sekolah menengah bagi anak perempuan, dengan mengatakan kelas-kelas akan dibuka kembali setelah “masalah teknis” seputar seragam dan transportasi selesai. Namun, hingga kini anak-anak perempuan masih tetap tidak bersekolah.