Mulai Hari Ini Melbourne dan Kawasan Victoria Lainnya Larang Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Negara bagian Victoria, Australia, memberlakukan larangan plastik sekali pakai terhitung mulai 1 Februari 2023.(Supplied: Colleen Hughson)
Newestindonesia.com, Dua tahun lalu, pemerintah negara bagian Victoria mengumumkan rencana penjualan dan penyediaan plastik sekali pakai.
Mulai hari ini, rencana tersebut resmi diberlakukan.
Semua warga di negara bagian Victoria dengan ibu kota Melbourne, tidak bisa lagi membeli sedotan, sedotan, peralatan makan, piring, pengaduk minuman, wadah makanan dan minuman polistiren, serta korek kuping plastik, juga tempat makanan yang terbuat dari bahan ‘polysterene’.
Larangan ini juga berlaku di kafe, restoran, bar, dan warga dilarang untuk menyediakan semua jenis plastik sekali pakai kepada orang lain.

Individu yang membutuhkan penggunaan sedotan plastik karena kebutuhan medis atau karena disabilitas masih diperbolehkan menggunakannya.
Menurut pemerintah Victoria, sepertiga dari seluruh sampah yang dihasilkan di negara bagiannya adalah plastik sekali pakai.
Juru bicara pemerintah Victoria mengatakan pemerintah akan bekerja untuk memastikan “dapat terus mengurangi polusi plastik dan akan terus terlibat dengan warga Victoria”.
Jane Bremmer, koordinator kampanye Jaringan Beracun Nasional Zero Waste Australia, mengatakan “waktu sudah habis” bagi pelaku industri plastik.
“Ini adalah bahan yang, di masa depan, kita harus bisa hidup tanpanya, karena planet ini tidak dapat terus mempertahankan produksi plastik,” kata Jane.
“Tapi … plastik sekali pakai adalah sebagian kecil dari seluruh krisis polusi sampah plastik yang kita hadapi saat ini.”
Para pengamat masalah limbah plastik dan juru kampanye anti polusi mempertanyakan seberapa jauh hal ini bisa mengatasi masalah tersebut dan seberapa besar larangan plastik Australia dibandingkan polusi dalam skala global.
Jeff Angel, direktur dari lembaga Boomerang Alliance Jeff mengatakan selain pemerintah perlu melanjutkan pembahasan soal larangan plastik sekali pakai, juga menyusun langkah selanjutnya dalam undang-undang.
Sudah tak pakai plastik sejak lama

Sudah 15 tahun lamanya Lou Hollis, warga di Warnambool, menggunakan botol yang sama untuk cairan pencuci piring di rumahnya.
Ia hanya mengisi ulang cairannya demi membantu polusi sampah plastik.
Bersama warga lainnya, sejak tahun 1990-an Lou juga telah mendirikan toko koperasi makanan tanpa kemasan di Warrnambool, yang dijalankan secara nirlaba, dan memberikan alternatif bagi masyarakat regional untuk mengurangi kemasan plastik sekali pakai.
Pada hari Jumat pertama setiap bulan, anggota Koperasi Warrnambool Unpackaged datang ke toko dengan membawa stoples, wadah, dan tas yang dapat digunakan kembali untuk berbelanja bahan makanan.
Barang-barang yang disediakan di toko itu mulai dari cuka hingga shampoo, sampai bahan pokok dapur seperti tepung, sereal, dan pasta hingga kebutuhan lainnya.
“Ini sebenarnya cara berbelanja yang kuno,” ujar Lou tersenyum.
“Jadi kita berbelanja barang tanpa dibungkus plastik lunak sembari berharap bahwa plastik itu akan didaur ulang di masa depan,” katanya.
Jangan diganti dengan material sekali pakai lainnya
Warga lainnya, Colleen Hughson, menghabiskan sebagian besar waktunya mengumpulkan sampah dari pantai di pesisir Warrnambool.
Jenis sampah yang paling banyak dia temukan adalah plastik sekali pakai, terutama batang korek kuping dan sedotan plastik.
Dalam waktu lima tahun Colleen mengaku sudah mengumpulkan lebih dari 30.000 batang korek kuping.
“Masalahnya karena plastik tidak rusak, tidak pernah hilang,” ujarnya.
“Plastik memiliki dampak yang sangat merugikan bagi lingkungan dan satwa liar. Saya yakin semua orang pernah melihat gambar burung dan kura-kura dengan benda plastik di perutnya. Hewan menelan barang plastik ini,” tambah Colleen.
Seperti halnya Lou, Colleen pun menyambut baik larangan plastik sekali pakai di Victoria, tapi meminta agar pemerintah menambah daftar bahan berbahaya yang dilarang.
“Ini memang langkah pertama yang baik, tapi masih banyak hal lain yang ingin kami lihat masuk dalam daftar larangan,” katanya.
Ebony Johnson, manajer National Retail Association, yang membawahi sektor ritel mengatakan banyak pengusaha di Victoria merasa optimis dengan aturan ini.
“Hal ini sejalan dengan tren internasional dan suatu langkah maju yang sangat positif,” katanya.
Menurutnya larangan plastik sekali pakai bukan semata-mata menggantinya dengan barang sekali pakai lainnya yang terbuat dari kayu atau karton.
“Ada peluang nyata bagi pelaku bisnis untuk perubahan perilaku, keluar dari kebiasaan lama dan menghemat uang,” jelasnya.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News dan sumber lainnya
Sumber: ABC AUSTRALIA