International

NATO Kepada Zelenskyy: ‘Kita Bertemu dalam Posisi Setara’

VOA Indonesia 2 months ago 2 min read

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berjabat tangan saat konferensi pers di sela KTT para pemimpin NATO di Vilnius, Lithuania, 12 Juli 2023. (Foto: REUTERS/Ints Kalnins)

Newestindonesia.com, Para pemimpin NATO, Rabu (12/7) bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sewaktu mereka menutup pertemuan puncak di ibu kota Lithuania. Mereka menekankan dukungan bagi Kyiv untuk bergabung dengan aliansi keamanan itu tetapi tidak menyebut-nyebut komitmen tertentu atau jadwal waktu yang diinginkan Zelenskyy.

“Hari ini, kita bertemu dalam posisi setara. Saya menantikan hari di mana kita bertemu sebagai sekutu,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg.

Dalam deklarasi tertulis hari Selasa (11/7), para pemimpin NATO mengatakan mereka “akan berada dalam posisi menyampaikan undangan kepada Ukraina untuk bergabung dengan aliansi pada waktu para sekutu sepakat dan berbagai persyaratan dipenuhi.”

Keanggotaan Kyiv di NATO, di tengah-tengah invasi Rusia, akan mengharuskan para sekutu untuk menerapkan prinsip “serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semua anggota” yang tercantum dalam pasal 5 blok itu – yang membuat para anggota terlibat konflik langsung dengan Moskow.

Meskipun tidak mengulurkan jalur cepat untuk menjadi anggota, NATO membatalkan persyaratannya bagi Ukraina untuk memenuhi apa yang disebutnya sebagai Rencana Aksi Keanggotaan, yakni satu daftar target politik, ekonomi dan militer yang harus dipenuhinya sebelum bergabung dengan aliansi tersebut.

Sehari setelah mengecam NATO yang disebutnya “absurd” karena tidak adanya jadwal waktu yang jelas, Zelenskyy terlihat bersikap melunak dan mengakui kekhawatiran bahwa para sekutu tidak ingin terseret ke dalam konflik langsung dengan Moskow.

“Bahkan selama perang skala penuh melawan Rusia, Ukraina terus melakukan reformasi,” ujarnya. “Karena itu, kami sangat menghargai pengakuan bahwa Ukraina tidak memerlukan rencana aksi dalam prosesnya menjadi anggota NATO.” . (VOA)