KKB Papua Ancam akan Tembak Pilot Susi Air

Pria bernama Philip Mehrtens, pilot Selandia Baru yang disandera kelompok pseparatis di Papua, 6 Maret 2023. (Foto: TPNPB via REUTERS)
Newestindonesia.com, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau kelompok kriminal bersenjata (KKB) mengancam akan menembak pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru yang telah disandera sejak Februari. Ancaman itu akan direalisasikan jika Selandia Baru, Australia, dan negara-negara Barat tidak memulai pembicaraan dengan Indonesia dan kelompok separatis mengenai kemerdekaan papua dalam waktu dua bulan. Demikian video terbaru yang dirilis oleh kelompok tersebut pada Jumat (26/5).
KKB menyandera Phillip Mehrtens setelah dia mendaratkan pesawat Susi Air di daerah pegunungan Nduga.
Dalam video terbaru, tubuh Mehrtens yang tampak kurus memegang bendera Bintang Kejora simbol kemerdekaan Papua Barat. Ia dikelilingi oleh anggota separatis Papua yang tampak mengacungkan apa yang menurut seorang analis adalah senapan serbu yang diproduksi secara lokal.
Mehrtens terlihat berbicara di depan kamera, mengatakan para separatis menginginkan negara selain Indonesia untuk terlibat dalam dialog tentang kemerdekaan Papua.
“Jika itu tidak terjadi dalam dua bulan maka mereka mengatakan akan menembak saya,” kata Mehrtens dalam video tersebut, yang dibagikan oleh juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, dan diverifikasi oleh Deka Anwar, seorang analis di Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang berbasis di Jakarta.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Selandia Baru mengatakan dalam email kepada Reuters pada Sabtu (27/5) bahwa mereka mengetahui foto dan video yang beredar.
“Kami melakukan semua yang kami bisa untuk mengamankan resolusi damai dan pembebasan aman Tuan Mehrtens,” tambah juru bicara itu.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksma Julius Widjojono pada Sabtu (27/5) bahwa militer akan terus melakukan tindakan terukur sesuai dengan prosedur operasi standar.
Kementerian Luar Negeri tidak menanggapi permintaan komentar.
Pihak berwenang sebelumnya mengatakan bahwa mereka memprioritaskan negosiasi damai untuk mengamankan pembebasan pilot Susi Air, tetapi kesulitan untuk mengakses medan dataran tinggi yang terisolasi dan terjal.
Kelompok separatis Papua semakin sering melakukan pemberontakan dalam skala kecil di Papua. Perlawanan itu dilancarkan sejak wilayah kaya sumber daya energi tersebut secara kontroversial diputuskan berada di bawah kendali Indonesia dalam pemungutan suara yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1969.
Konflik di Papua meningkat secara signifikan sejak 2018. Para separatis pro-kemerdekaan melakukan serangan yang lebih mematikan dengan frekuensi yang lebih sering, terutama karena mereka berhasil mendapatkan senjata yang lebih canggih.
Rumianus Wandikbo dari TPNPB-OPM – sayap bersenjata Gerakan Papua Merdeka – meminta negara-negara seperti Selandia Baru, Australia dan negara-negara Barat untuk memulai pembicaraan dengan Indonesia dan kelompok separatis.
“Kami tidak meminta uang…Kami benar-benar menuntut hak kedaulatan kami,” katanya dalam video terpisah. (VOA INDONESIA)