Panglima TNI dan Kapolri sempat bantah penyanderaan
Video dan foto yang dirilis TPNPB ini seakan menjawab bantahan dan tudingan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang mengatakan tidak ada orang yang disandera usai insiden di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan.
“Nggak ada penyanderaan … dia kan menyelamatkan, selamatkan diri,” kata Yudo di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (08/02).
Senada dengan Yudo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mengatakan tidak ada penyanderaan.
“Tidak ada [penyanderaan],” kata Sigit pada kesempatan yang sama.
Sebby Sambom, juru bicara TPNPB, sebelumnya telah menantang bantahan pemerintah Indonesia ini.
“Bagaimana jika kami bisa keluarkan foto dan video [keberadaan pilot di markas TPNPB]? Kami akan minta presiden mencopot Kapolri dan Panglima TNI karena mereka melakukan pembohongan publik.”
Pemerintah akan gunakan pendekatan persuasif
Bersamaan dengan rilis video TPNPB kemarin (Selasa, 14/02), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengakui penyanderaan Philip Mehrtens.
“Sampai hari ini masih terjadi penyanderaan oleh sekelompok orang KKB di Papua yang masih menyandera Kapten Philips Mehrtens yang belum dilepas,” kata Mahfud melalui YouTube Kemenkopolhukam.
Menurut Mahfud, “pemerintah akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penyelamatan terhadap sandera dengan pendekatan-pendekatan yang sifatnya persuasif, karena yang diutamakan adalah keselamatan sandera.”
“Penyanderaan warga sipil dengan alasan apa pun tidak dapat diterima. Oleh sebab itu upaya persuasif menjadi pedoman utama demi keselamatan sandera, tetapi pemerintah tidak menutup upaya lain.”
Selain itu Mahfud mengatakan, pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dengan pemerintah Selandia Baru terkait penanganan pembebasan sandera Philips Mark Mertens.
‘Kami tidak akan bunuh dia’
TPNPB tidak mengancam akan membunuh atau mengeksekusi Philip, meski mereka juga memperingatkan pemerintah agar tidak menganggap remeh situasi ini.
Menurut Sebby, TPNPB akan menahan Philip untuk ikut berjuang sampai Papua merdeka jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
“Kami tidak akan membunuh dia, tapi kami akan kasih tahu dia, ‘tolong ajar kami membawa pesawat’, kan dia guru [instruktur penerbang], bisa dimanfaatkan.”
“Untuk memberi pengetahuan kepada kami bagaimana caranya membawa pesawat, membawa helikopter, supaya kami bisa rebut helikopter punya tentara dan polisi,” pungkas Sebby. (ABC AUSTRALIA)