Pernyataan WHO tersebut disampaikan saat badan PBB itu bersiap-siap untuk bertemu kembali dengan para ilmuwan China, Kamis (5/1) sebagai bagian dari pengarahan yang lebih luas di antara negara-negara anggota WHO tentang situasi global COVID-19.
Mike Ryan, direktur masalah darurat WHO, dalam jumpa pers, Rabu mengatakan,
“Kami yakin angka-angka yang diterbitkan dari China saat ini kurang mencerminkan dampak sebenarnya dari penyakit ini dalam hal rawat inap, penerimaan ICU, terutama dalam hal kematian.”
Sebelumnya dalam pengarahan singkat, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan kembali bahwa badan tersebut “prihatin” dengan lonjakan infeksi COVID-19 di China dan kembali mendesak Beijing agar menyampaikan data yang cepat dan teratur tentang rawat inap dan kematian di sana.
“Kita terus meminta kepada China, data yang lebih cepat, teratur, dan andal tentang rawat inap dan kematian, serta urutan virus yang lebih komprehensif dan seketika. WHO prihatin dengan risiko kehidupan di China dan telah menegaskan kembali pentingnya vaksinasi, termasuk dosis penguat untuk mencegah rawat inap, penyakit parah, dan kematian,” jelasnya.