Jubah Arab Untuk Messi Punya ‘Pesan Indah’ Meski Dikritik Orang-orang Barat

Lionel Messi mengangkat piala setelah mengalahkan Prancis di Stadion Lusail, Qatar.(Reuters: Carl Recine)
Newestindonesia.com, Lionel Messi, kapten tim nasional Argentina dianggap sebagai pahlawan setelah mencetak gol dua kali saat menahan imbang Prancis dengan skor 3-3 di ajang Piala Dunia kemarin.
Tapi di babak penalti, Argentina berhasil mengalahkan Prancis dengan skor akhir 4-2, sekaligus mengantarkannya sebagai juara.
Sebelum penyerahan piala, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, emir dari Qatar, terlebih dulu memakaikan jubah berwarna hitam kepada Messi.
Adegan ini menerima pertanyaan dan kritikan di kalangan negara-negara barat, seperti yang diucapkan sejumlah jurnalis dan pengguna sosial media. Inilah beberapa di antaranya.
“Gambaran yang bagus dari atas dan dari dalam stadion saat Argentina memenangkan piala dunia untuk ketiga kalinya dan pertama sejak 1986, mereka juga tentu saja memenangkannya di negara mereka sendiri pada tahun 1978,” kata Gary Lineker, presenter BBC.
“Ini adalah momen luar biasa, sayang sekali mereka menutupi Messi dengan seragam Argentina-nya,” seperti yang dikutip dari Fox Sports.
Ada pula yang menganggap pemakaian jubah kepada Messi “menganggu” atau menjadi tanda bahwa banyak kesalahan dalam gelaran Piala Dunia tahun ini.
Sebelum menggelar Piala Dunia, Qatar sudah menjadi bahan kritikan oleh negara-negara barat karena perlakuannya terhadap pekerja migran serta warga LGBT.
Why are they making him wear the cloak? That’s annoying. The image should be Messi holding the trophy aloft with the albiceleste shirt. This moment is bigger than Qatar.
— amar singh (@amarjourno) December 18, 2022
Qatar obviously wanted to be present in the World Cup trophy pictures, hence putting that black bisht on Messi.
— Laurie Whitwell (@lauriewhitwell) December 18, 2022
But just made for an weird, unnecessary look amid a sea of blue + white sporting shirts.
It should be a moment for the players, not the host. Grossly indulgent.
Making Messi wear that robe is absolutely grim. Sums up everything wrong with this World Cup
— Will Martin (@willmartin19) December 18, 2022
Warga Arab yang mengetahui arti dari jubah itu tidak tinggal diam dan bertanya “apa yang membuat kalian marah?”, sambil mencoba untuk menjelaskannya.
Pelé wearing a Sombrero Mexican hat after winning his 3rd FIFA World Cup in 1970. What are you all mad about? pic.twitter.com/KXfheE9rfh
— Ouissal Harize| وصال حريز (@OuissalHarize) December 18, 2022
Messi’s black cloak is called a 'Beshth'. Arabian warriors wore it after a victory. It’s also worn by the royal family. King of Qatar honoured Messi as a sign of respect. Signifying Messi as a warrior who won for his country Argentina pic.twitter.com/TMStG6mo57
— Tallie Dar (@talliedar) December 18, 2022
Jadi apa jubah hitam itu?

Namanya adalah ‘bisth’ atau ‘besth’, yang mungkin pernah Anda lihat dikenakan oleh para imam atau raja-raja dan pejabat dari jazirah Arab.
Jubah ini terbuat dari bahan yang tipis dan ringan dengan bordir keemasan dan tidak harus berwarna hitam.
Sejarah mencatat jubah ini sudah dipakai berabad-abad, terutama untuk menghadiri acara-acara yang dianggap khusus atau spesial, mungkin sama halnya dengan pemakaian jas di negara barat.

Jubah ini adalah pakaian nasional Qatar dan telah menjadi budaya Arab, meski bukan berarti memiliki kaitan dengan budaya Islam, yang pengikutnya berasal dari beragam negara dan budaya.
“Ini adalah pakaian untuk acara kenegaraan dan dipakai untuk perayaan. Dan ini adalah perayaan untuk Messi,” kata Hassan al-Thawadi, seperti dikutip dari laporan Al Jazeera.
Dalam budaya Arab, memberikan dan memakaikan jubah kepada seseorang menjadi sebuah tanda penghormatan.
“Fakta bahwa Emir Qatar sendiri yang mengenakan jubah tradisional Arab kepada Messi adalah tanda untuk menghormatinya, timnya, serta negaranya,” kata Belal Assaad, seorang imam di Melbourne dalam sebuah pernyataan.
“Ini adalah salah satu cara terbaik dari komunitas Arab untuk menghormati para tamunya,” kata Belal yang berasal dari Lebanon.
Ada ‘pesan indah’ di baliknya

Di saat sejumlah warga di negara-negara barat mempertanyakan atau merasa pemakaian jubah ini “menganggu”, Belal mengatakan pemberian jubah justru merupakan simbol yang menjembatani budaya, ras, dan agama yang berbeda-beda.
“Menurut saya olahraga selalu berarti komunitas yang bersatu dan bertujuan menghilangkan perbedaan.”
Ia mengatakan pemberian jubah yang langsung dipakaikan ke Messi juga sebagai bentuk penghargaan rakyat Arab kepada seorang yang bukan Arab, yang sudah memenangkan pertandingan di rumahnya.
“Ini merupakan pesan yang indah bahwa Piala Dunia bukan tentang keunggulan ras atau kebangsaan, tetapi tentang perdamaian, toleransi dan sportivitas,” jelasnya.
Sumber: ABC AUSTRALIA