Newest Indonesia, Bos Tesla Elon Musk digugat ke pengadilan lantaran diduga menunda rilis ke publik soal pembelian saham Twitter agar bisa membeli lagi saham perusahaan media sosial itu dengan harga murah.
Dikutip dari The Associated Press, gugatan class action itu dilayangkan seorang investor bernama Marc Bain Rasella ke pengadilan federal New York pada Selasa (12/4). Ia menuding Musk melanggar aturan tenggat waktu pengumuman pembelian yang mengharuskannya untuk mengungkap pembelian 5 persen. Pada praktiknya, Musk tidak mengungkapkan posisinya di Twitter sampai akhirnya dia menggandakan kepemilikannya menjadi 9,2 persen.
Menurut gugatan tersebut, strategi yang dipakai Musk merugikan investor lain yang menjual saham Twitter-nya sekitar dua pekan sebelum Musk mengakui status sebagai pemegang saham terbesar individu.
Dokumen pembelian saham menunjukkan Musk membeli lebih dari 620 ribu lembar saham dengan harga US$36,83 per lembar pada 31 Januari. Ia kemudian terus mengumpulkan lebih banyak saham hampir di setiap hari pembukaan perdagangan hingga 1 April.
Secara total, Musk memegang 73,1 juta saham Twitter. Angka tersebut mewakili 9,2 persen saham di Twitter.
Gugatan class action itu juga menuduh saham Musk di Twitter pada 14 Maret telah mencapai ambang 5 persen yang mengharuskannya untuk mengungkapkan kepemilikan secara publik di bawah undang-undang sekuritas AS pada 24 Maret.
Masalahnya, Musk tidak mengungkapkan hal tersebut hingga 4 April.
Pengungkapan pembelian saham tersebut kemudian menyebabkan saham Twitter melonjak 27 persen dari penutupan 1 April menjadi hampir US$50 pada akhir perdagangan di 4 April.
Menurut gugatan Rasella itu, kenaikan nilai saham ini merampas kesempatan investor yang menjual saham sebelum pengungkapan Musk untuk mendapatkan keuntungan yang signifikan.
Gugatan tersebut berusaha untuk disertifikasi sebagai gugatan class action yang mewakili pemegang saham Twitter yang menjual saham antara 24 Maret dan 4 April. Proses gugatan semacam ini bisa memakan waktu satu tahun atau lebih.
Musk menghabiskan sekitar US$2,6 miliar untuk membeli saham Twitter, atau hanya 1 persen dari perkiraan total kekayaannya sebesar US$265 miliar.
Sejauh ini, Elon Musk belum merespons permintaan konfirmasi melalui Twitter. Alex Spiro, pengacara di New York yang mewakili Musk dalam perselisihannya yang sedang berlangsung dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), juga belum menanggapi permintaan konfirmasi The Associated Press.